Jumat, 19 Oktober 2012

One Piece is YOU


"Life is a puzzle... and you are one piece of them"
Hidup itu seperti kumpulan puzzle, kawand... dan kau adalah salah satunya, yang paling berharga.
Ingin kukatakan itu pada semua orang yang kucintai di sini, pada anak-anakku, pada rekan-rekanku, pada setiap orang yang mengenalku.


especially YOU, my sons and my daughters.

Mengenal kalian adalah anugerah dariNYA atas kehidupan ibu yang terbatas ini :)


SMAIT Insantama.
At the first time I'm in here, I think YOU're amazing.


SIXPACK, my experience microteaching's class.

"sambutan meriah" kalian bikin ibu ingin segera bergabung di tim SMAIT Insantama ini...
untuk Rakha, Musleh, Ihsan, 'Azzam, Ahmad, Fatih, Fatih, Fatih, Fatih (Yupz, saat itu ada 4 nama Fatih di kelas ini), Nu'man, Akmal, Insan, Imad, Khuza, Faiz, Raihan, Fajri, Bram, Syuhada, Dimas, Haidar, dan (si kalem) Mustaqim... terima kasih :)
Awal itu, nuansa belajar yang penuh semangat, Luar Biasa!
dari bahas "Virus" sampai konspirasi global :D very exciting YOU are.

Sempat sedikit ada insiden, kalian sediakan spidol marker itu. Ibu tidak menyadarinya, sampai tertulis lengkap nama ibu di papan tulis: Dwi Febriani. Tawa renyah kalian pun menghiasi kelas, lalu simple ibu berkata, "namanya sudah terlanjur tertulis dengan spidol permanen... tandanya orang yang memiliki nama ini kelak akan menjadi Guru Biology kalian".

Microteaching yang teramat singkat pun berlalu, namun pancaran wajah kalian yang penuh keakraban masih menemani ibu hingga ke luar kelas, hingga menuju kantor guru. Banyak sekali kalian bertanya, salah satu yang paling banyak adalah pertanyaan apakah ibu aktif di suatu harokah? Apakah harokah itu bernama ...? :) Lucu sekali... kalian yang lugu.
Uniknya kalian, saat ibu mau beranjak pergi untuk melanjutkan rangkaian administrasi, wawancara, all of YOU say, "ibu nggak usah wawancara lagi, ibu udah kami terimaa..."

Tahukah kalian... belum seminggu hari-hari ibu dipenuhi "hujan", tangisan semua anak-anak ibu di sekolah tempat ibu mengajar sebelumnya... Seketika cerah dan melengkung sebuah pelangi... karena bertemu kalian. Proud of YOU :)



CLOVER, my first experience to be homeroom teacher.

"nuansa bening" yang kalian hadirkan slama ini, bikin ibu tenang saat bersama kalian, juga saat "melepas" kalian. Tahukah anak-anak, selama kita bersama, ibu sayang kalian bahkan sebelum kalian menyayangi ibu. Pernah ibu katakan pada anak-anak lain... "tidak ada mantan wali kelas dalam kamus hidup ibu". Pintu hati ibu slalu terbuka untuk kalian... bahkan inginnya ibu kunci pintunya saat kalian sudah berada dalam hati ibu, agar kalian tidak bisa keluar lagi :)

Anak-anakku, Syafini, Fara, Fiki, Dira, Jihan, Arin, Syinai, Seka, Rahmah, Najway, Syasya, Niki, Reka, Dhila, Ida, Icha, Acha, Hasna, Ima, Cime, Risya, Salsa, dan Nabilah... terima kasih :)  karna pancaran semangat dan dukungan kalian slalu hadir dalam setiap momen kita bersama... 

I love YOU cause Allah :)
*big hug*


CONNECT, my precious students.

"episode singkat" bersama kalian itu... SERU! :D
akhir semester dua lalu... tepatnya momen wawancara kepribadian... saat ibu simak mahfum kalian tentang esensi hidup... itu adalah momen yang membuat ibu "siap" untuk memegang kalian. Karna ibu optimis, kelak kalian menjadi orang "besar" yang kan memberikan banyak kontribusi untuk umat ini.

Namun, during the process of my adventuring with YOU, is not easy. Ingiiin sekali ibu selami "hati" kalian dan membantu kalian dalam menemukan pemecahan permasalahan kalian... sayangnya... sulit sekali ibu menemukan "momen" itu. One by one person... I understand, but another... not yet... and all I need is time to sense YOU.... but it's late.
Maaf... karna belum bisa menjadi walikelas yang baik...

Icon "bercandaan mulu" itu, bikin ibu terjebak dalam dilema... serba salah. Ibu slalu bertanya-tanya, mengapa harus diawali dari sebuah kesalahan... padahal yang ibu ingin bangun sejak awal adalah hubungan yang "baik" dan solutif...

untuk Hazzi, Ihsan, Fadhil, Nazhif, Abduh, Addin, Almas, Afif, Hanif, Maman, Ipul, Fakhri, Lukman, Fathir, Sayyid, dan Dwiky... terima kasih :)
terima kasih karna tlah menjadi puzzle-puzzle berharga dalam episode kehidupan ibu...
Untuk yang tlah meneteskan air matanya karna ibu... ibu minta maaf... dan pastinya lebih deras lagi yang terjadi di hati ibu.

Dunno... that i really wanna say, how i love YOU... cause Allah. like as mother or your sister.
Ganbarru yooo! \(^_^)/



SIXSENSE, in Insantama, July 2011 till now.

"sebuah pelangi" kalian hadirkan dalam setiap episode kehidupan ibu :)
Pelangi cantik yang hadir saat cerah menghalau awan hujan. Terkadang kita tidak sabar akan hujan... apalagi saat dunia sedang gelap karna mendungnya, sedang sunyi karena gemuruhnya. Padahal dari hujan itu dibasahi bumi yang kering, ditumbuhi tanah yang mati, dan dihadiahi sebuah lengkungan pelangi di langitnya.
Anak-anakku, Nayla, Sobrina, Icha, Fakhi, Hanum, Tifah, Ajeng, Azka, Caca, Afiya, tth Syifa, Salma, Taniya, Muthi, Astri, Anis, Vira, Riva, Dani, Fadhiilah, Indah, Lia, NZ, Gadis, Zizi, Ozi, dan Nindi... terima kasih :)

Surprise... saat ibu lihat bulatan-bulatan icon kampus menghiasi kelas kalian, juga "Dream Tree" yang mengisi pojok kelas kalian. Rangkaian mimpi-mimpi hebat sudah kalian tuliskan, restu ibu sudah kalian dapatkan, ikhtiari dengan maksimal, dan semoga tergapai semua hal terbaik kalian... :)

Selalu kompak dalam kebaikan yah ;)
I love YOU... cause Allah :)

*Sobri... bunga nya layu... tapi sebelum ia layu, ibu sudah bioplastic-kan ia... di hati ibu :)



TEEN TITANS,

"langsung akrab" dengan kalian... :)
smoga bukan sekedar momen tawa, tapi juga setiap hal yang bisa dijadikan pelajaran untuk mengukir masa depan kalian dengan tinta emas.
Untuk Rizki, RM, Diqi, Amin, Adi, Ihsan, Ino, Fauzy, Farhan, Hafiz, Fikri, Jusa, Kenzi, Bisma, Ucup, Yody, Fikran, Zuhdi, Kumail, Aldi, Wisnu, Dimas, Allif, Ghiffary, Faris, Fitra, Ilham, dan Abadi... terima kasih :)

Kalian yang akur ya...
Usai pelajaran, jangan lagi bertumpuk-tumpuk di pintu :)

Meski jendela terbuka lebar, kalau guru mau keluar kan lewat pintu... :)

Ganbatte kudasai! 



TEENations

"semangat baru" yang ibu temukan saat mengajar kalian :)
"siapa yang punya cita-cita jadi dokter?" sebagian besar kalian mengatakan "anaaa..."
"yang mau jadi dokter umat?" whaa... semuanya... :D

sekitar tiga bulan kita bersama, namun saat kalian tau ibu akan pergi... ibu rasakan pelukan amat erat dan hangat itu... dari kalian :')
Anak-anakku, Vani, Ulfa, Digna, Khonsa, Rizka, Rusy, Zahroh, Adzkia, Kathy, Tasya, Ninis, Syifa, Echi, Oni, Ofi, Syila, Icha, Nuri, Hanifa, Qifa, Zulvi, Retno, LA, Bila, Sarah, Nisa, Merlin, dan Aita ... terima kasih :) 
semangat belajar! Prestasi OK, jadi Pejuang Islam, tangguh!

big hug to YOU :)

***

YOU are special, my sons, my daughters...
Ibu bersyukur pada Allah yang tlah membuat ibu terdampar di "sini", meski sangat sangat sebentar...


Jazakumulloh khoir untuk semua warna yang kalian lukiskan di hati dan memori ibu.
Ibu bangga mengenal kalian, dan ibu berharap kelak kalian kan menjadi "Penjaga Islam yang Terpercaya" ;)

Ganbarru yooo! \(^_^)/

***


backsound (ME//reff Inikah Cinta)

# saat ku di insantama, di tahun pertama... oh semua sungguh luar biasa...

tahun-tahun berikutnya, makin jatuh cinta... berbagi duka dan bahagia... dengan semua... :)


[hikari]

Selasa, 28 Agustus 2012

always... move on!



Pagi-pagi udah dapat SMS dari seorang muridku :)


Saat dunia memberi 1000 alasan untuk menangis,
tunjukkan bahwa kita punya 1001 alasan untuk tersenyum.

Saat dunia memberi 1000 alasan untuk mengeluh,
tunjukkanlah bahwa kita punya 1001 alasan untuk bersyukur.

Saat dunia memberi 1000 alasan untuk menyerah,
tunjukkanlah 1001 alasan janji Allah bahwa kita akan berhasil.

Sahabatku, jangan berkata,
"Allah... aku punya masalah yang besar..."
tapi katakanlah,
"Hey masalah, aku punya Allah Yang Maha Besar!"

Meski berat, tapi yakin dan percayalah
bahwa Allah beserta kita dalam keadaan sesulit apapun ;)


[hikari]

doa mamah untukku


Suatu pagi mamah pernah berdoa untukku :)

Doa yang indah hanya untuk anakku yang tersayang,
Ya Allah... dia ini adalah anak yang sholihah,
yang cantik, kuat, dan sabar...
sayangilah dia,
tolong tingkatkan kehidupannya,
mudahkan rezekinya dan da'wahnya,
sehatkan badannya...
Jika dia sedang melangkah,
mudahkan langkahnya dan selamatkanlah dia...
aamiin...


***
tepat dua bulan lalu, 29 Juni 2012 :)
hmm... hati siapa yang tak berbunga-bunga dapat SMS seperti itu dari orang yang disayang...
ya Allah... muliakanlah mamah di hadapanMU...
kabulkanlah semua doa-doanya...
dan masukkanlah kami ke surgaMU...
aamiin...


[hikari]


Minggu, 26 Agustus 2012

kata AI hari ini (8)



Jibril datang kepada nabi sholallohu 'alaihi wasallam dan berkata:

"Sampaikanlah salam dari Allah dan dariku untuk Khadijah,
berilah kabar gembira untuknya
dengan sebuah rumah di surga
yang terbuat dari emas permata,
tiada kegaduhan di dalamnya dan tiada pula rasa letih."

(HR Al-Bukhori)



Semoga Allah memuliakanmu, sahabatku,
seperti halnya Allah memuliakan ibunda siti Khodijah :)


[aozora]


Sabtu, 25 Agustus 2012

Kutulis Rasa Kagumku Tentangmu




apa yang kau pikir ketika melihat sosok gunung yang menjulang tinggi?
"saksikanlah, insya Allah aku akan berada di puncaknya" jawabmu

salut tentangmu,
wahai seseorang yang tak pernah menganggap gunung itu terlalu tinggi untuk didaki

kataku, kau adalah sang inspirasi
inspirasi cemerlang tuk warnai hidup penuh keimanan...

kataku, kau adalah ksatria
ksatria penakluk imperium ketidakberdayaan...

kataku, kau adalah berani
berani yang menjaga islam dengan penuh amanah...
berani yang luruskan kemungkaran ...

kataku, kau adalah pelantang
ia yang tak pernah lelah tuk pekikkan kebenaran...
ia yang poroskan hidupnya tuk serukan keagungan diinNYA...

kataku, kau adalah prinsip
prinsip yang tak goyah tuk tegakkan panjiNYA...

kataku, kau adalah tegar
tegar yang kuat tuk hadapi cobaan...
tegar yang tak pernah teteskan air matanya tuk keluhan...

kataku, kau adalah memori
memori yang menjaga kemurnian risalah utusanNYA...

kataku, kau adalah cita-cita
cita-cita tuk utopia yang kan segera nyata...
meretas jalan menuju kehidupan mulia...

itulah kau, wahai sang pengemban da'wah...
inspirasiku
ksatriaku
beraniku
prinsipku
tegarku
memoriku
cita-citaku
dan
temanku

teman yang telah memilihNYA...
teman yang berpeluh untuk sebuah perjuangan...
teman yang karenaNYA aku mengagumimu 

***

Buka-buka file, bertemu dengan tulisan-tulisan masa silam... yang penuh dengan letupan-letupan bara yang siap membakar sekitarnya.

Tulisan ini (13 November 2009), mengingatkan tiga bulan sebelumnya, terikat diri ini pada sebuah 'azzam padaNYA tuk jadi penjaga Islam yang terpercaya. Hal yang besar bagi seorang diri yang kecil ini. Sebuah pilihan yang tidak mudah tentunya... untuk sebuah pertanggungjawaban berat yang ingin sekali dihindari. Namun, nanar tatapanmu, teman, sungguh buatku kuat untuk mengambil urusan ini.

Terima kasih, kau hadir untuk menganggapku "teman", dan meski hadirmu hanya untuk sekedar mengatakan, "kau bisa".
Yah... terima kasih, dalam kesederhanaan sikap itu buat ku belajar tuk hargai setiap detik yang berlalu dalam hidup kita, agar menjadi hambaNYA yang lebih baik, dan berani menyinari sekitarnya... seperti mentari.
Terima kasih juga, tlah mengajariku tuk menjadi "pemberontak", membangunkan singa yang tertidur dalam diri yang ciut ini. Pernah juga kita bersama pelihara singa-singa itu.

Semoga kebaikan melimpah atasmu, teman.

***

Lihat diri kita sekarang.
Hhh... sudah berbeda adanya dari tiga tahun  yang lalu atau lima tahun yang lalu. Kau tampak sangat kalem dengan pakaian formal itu. Meski masih terlihat taring-taring kecilnya dari senyumanmu. Mungkin sama halnya denganku. Yah... karna kita seorang Guru. Tidak bebas lagi "mengacau" dan "mengicau" untuk hal yang tidak kita sukai karna tidak sesuai dengan ideologi kita. Kini, kita terikat status. Benci

Namun, jika dicermati... Allah tlah jadikan track yang indah dan menarik untuk kita. Pembelajaran berharga untuk sebuah proses menemukan jati diri. Syukur untuk itu... Syukur yang teramat untuk setiap episode itu... dan status ini tlah "menjinakkan" kita. Bukankah itu bagus, teman? :) dan semoga tidak melunturkan idealisme yang selama ini tlah terbangun pada dasar pemikiran kita.

Yupz. Slamat bertugas!
Semoga hadirmu senantiasa bisa menginspirasi anak-anak didik, (terutama) anak-anak dan keluargamu kelak, dan umat tentunya. Sebuah inspirasi yang tak pernah redup sinarnya. ;)






[hikari]

Sabtu, 11 Agustus 2012

surat kecil untukmu, kawand



Dear, sahabatku...
yang kucintai karna Allah :)
Bagaimana kabarmu? Semoga selalu sehat dan senantiasa berada dalam naungan ridhoNYA...
Bagaimana kabar pagi dan malammu? Semoga setia keimanan itu lekat di dadamu. 

Rasanya lama aku belum menyapamu. Hari-hari yang datang dan pergi pun tanpa ku dengar cerita darimu, tanpa ku lihat lagi senyum renyah di wajahmu.

***

Sahabatku,

pernah tertawa bersama, pernah menangis bersama, itu kita.
pernah merasakan pahit dan manis bersama, itu juga kita.
pernah di "jalan" ini bersama... yah... itu kita.

Sahabatku, ingatkah kau, ada berapa banyak episode petualangan yang tlah kita lalui?
Tempat bermain kita dulu, mulai dari tanah kering berpasir sampai tanah basah berlumpur... mulai dari kolam yang kecil sampai lautan... mulai dari memanjat pohon sampai mendaki pegunungan. Ada setiap hari dengan jalanan yang panjang... kita kayuh sepeda, bercerita bersama, ditemani mentari dan langit biru. Ada shubuh berkabut, ada siang dibanjiri terik matahari, ada sore diminyaki senja kekuningan, juga ada malam yang dihujani gemerlap cahaya jutaan bintang di angkasa.

Teringat suatu hari saat kita jauh... bukan karna jarak kita, namun karna kesalku saat kau memilih lelaki itu sebagai teman baikmu, bukan lagi aku. Saat yang kutakutkan terjadi... aku merasa menjadi orang bodoh yang tidak bisa menyelamatkanmu dari pergaulan keliru itu.
Akhirnya, masa itu pun berlalu... alhamdulillah...

Kurasa makin menyayangimu saat kau pilih tutup sempurna auratmu, pelihara baik kesholihanmu, tumbuh-suburkan ketaatanmu padaNYA.
Hadir juga dalam lembaran hari kita, suatu episode saat kita belajar bersama, membicarakan cita-cita, hingga membesarkan hati untuk siap menjemput tantangan yang ada. Luar biasa.

Sahabatku, suatu saat yang berbahagia pun pernah hadir, saat kita bersama, berpegangan tangan di "jalan" ini. Saling menguatkan langkah, saling menghunjamkan tekad yang kokoh... tentang perjuangan kita untuk masa depan umat ini.

What amazing we are!

Nuansa pendidikan ala militer-nasionalisme yang kita teguk sejak lahir, tak halangi kita tuk menjadi militan demi ad-Diin ini... di usia tumbuh kita. Juga, jejak-jejak ayahanda kita, tak lagi menghantui pilihan hidup kita. Karna kita tlah yakin, apa yang Allah tetapkan dan tuturkan dalam firmanNYA, itulah peta hidup kita...

Episode baru pun dimulai... "Persahabatan karna Allah."



***

sahabatku yang baik, yang kucintai karna Allah... sungguh bingung diri ini bagaimana lagi caraku mengatakannya padamu.

sekarang kau di mana, aku tak tahu...
sekarang hal gundah apa yang tengah bersarang di batinmu,, aku pun tak tahu...

tak ada balasan SMS, tak ada telpon yang diangkat. 
Sahabatku, tolong yakinkan diri ini, bahwa kabar yang kudengar tentangmu yang menghilang... itu salah!

***

Saat kau baca surat kecil ini, ku ingin kau tahu, masih ada lebih dari sejuta rasa sayangku untukmu. Terasa sedih aku saat yang kau rasa kau tengah sendiri. Seolah aku tiada dan tertelan bumi. Mohon maafkan diri ini, belum bisa menjadi sahabat yang bisa selalu ada di sampingmu untuk temanimu hadapi setiap kerumitan permasalahan yang bertamu di kehidupanmu. Tapi percayalah, aku tidak meninggalkanmu. 

Sahabatku, tolong jawab pertanyaan hati ini, mengapa yang kukhawatirkan sekarang... tentang telapak kakimu yang sedang menyusuri tepian jurang? mengapa hal-hal itu yang terbersit di hati kecil ini? Kalau lah itu benar adanya... tolong jangan berlama-lama di sana... kau sudah tahu apa bahayanya... dan izinkanlah kali ini aku hadir untuk menarikmu kembali ke "jalan" ini.

Sungguh, aku mencintaimu karna Allah...






[hikari]

Minggu, 06 Mei 2012

Serpihan Memori Tentangmu, Kawand

Kini suaranya kian terdengar... tapak-tapak butiran air yang terjun dari langit membentur atap kamarku. Rupanya alam malam sedang bermelodi dengan perkusinya. Seiring ini daya nalarku menghempas langit-langit kesadaranku, merekapitulasi kejadian demi kejadian yang lalu untuk kumpulkan serpihan-serpihan hikmah darinya.


Nuansa ini memancingku untuk teringat seorang sahabat... Ia yang tak getir saat sakitnya mesti berhadapan dengan amanah da'wah... Yah, teringat apa-apa yang sudah kami lalui bersama, tempo lalu. Ah... Indahnya persahabatan dengan ikatan akidah.


Oh. Hey, aku melihatnya! Sudah membuncah hati ini dengan kata-kata rindu yang ingin kusampaikan padanya. Terlalu lama... yah, rasanya terlalu lama kami tak bertemu. Gembira sungguh, dan kaki ini pun menyelarasi isi hati ini... tuk berjalan menujunya.


Ups.
Terlalu cepat!
Terlalu cepat...!
Yah... Terlalu cepat!
Ia melangkah terlalu cepat... 
Hingga kaki ini terasa lelah mengejarnya. Yang bisa kulihat kini hanya punggungnya. Sesekali ia menengok ke belakang --ke arahku-- dan melemparkan senyum khasnya, sambil menyemangatiku untuk terus berjalan bahkan berlari!


Tolong berhenti sejenak...!
Larimu terlalu cepat, kawand... sulit kumengejarmu!
Teriakku gunakan sisa-sisa tenaga ini.
Tapi sia saja.
Hhhh... hanya engah dan kupejamkan mata erat-erat.



***


Kudapati diriku sendiri, terduduk di atas ranjang kamarku.
Rupanya cairan bening sudah dulu membasahi pipiku sebelum kelopak mata ini terbuka.
Kusyukuri atas sejenak mimpi bertemu dengannya, atas kerinduan yang tlah diobatiNYA.


Kaca jendela kamar masih basah dengan hiasan tetes-tetes air cipratan hujan. Pandanganku menembus langit malam yang terlihat merah. Oh... seorang sahabatku tadi mengatakan, malam ini ada supermoon. Terbayang, mungkin di balik tirai mendung itu ada cahaya bulan yang indah.
Luar biasa...



Namun, cahayanya belum sampai ke dadaku, malah hujan itu merembes terus ke relung hatiku. Hadapi itu, benakku sibuk berdialog dengan hati yang kini resah. 
Banyak pertanyaan nyaring meramaikan kegaduhan isi hati ini.
Senada dengan isak tangisku yang tak kunjung reda.
Sementara piringan memoriku tak hentinya memutarkan suara merdu sahabatku ini... dengan bait-bait ayat Al-Quran yang gemar ia lantunkan.


Sekejap ku keluarkan laptop dari tas... dan jemari ini lincah mengerjakan sesuatu... yang ternyata tuk menampilkan potret-potretnya. Ah... karnanya kian deras saja air mata ini menyungai di pipiku. Kulihat lekat-lekat momen-momen istimewa yang tlah kami lalui.


"subhanallah..." lirih lisan ini bertasbih saat ku lihat satu foto bersama di momen besar "terakhir" yang kami lalui bersama... sebuah momen seminar. Saat itu kami berpartisipasi menyukseskan acaranya, yah... kami bersama menjadi panitia acara itu. Terkuras sedih ini saat melihat satu foto itu. Betapa tidak, yang kuingat pada tiap wajah di sana... kini tak semuanya masih "bertahan" di jalan da'wah ini. Ada yang pergi atas kelemahannya, atas tekanan orang-orang sekitarnya, atas kesibukan kuliahnya, juga atas panggilanNYA, seperti sahabatku yang satu ini.


Kecam hatiku pada mereka yang berhenti bukan karna panggilanNYA...
Mengapa tergesa-gesa...
Mengapa kalian tergesa-gesa untuk meninggalkan urusan da'wah ini...?

Bosan kah kalian dengan lelah yang terus menyemai di malam kalian...?
Letih kah kalian dengan amanah-amanah yang terus diletakkan di atas pundak kalian...?
Benci kah kalian dengan berkurangnya waktu istirahat kalian...?
atau tidak suka kah kalian indahnya dunia ini ditukar dengan surga yang dijanjikan...?


"yaa Allah... astaghfirullahal'azhim..."
hanya bisa kuurut dada sambil mendesah napas yang terasa amat berat.


Padahal tak usah gelisah atas kesusahan. Hakikatnya, kelak kita pasti akan meninggalkan urusan da'wah ini. Smoga bukan karna kita yang memilihnya, tetapi karna takdirNYA.


Bersabarlah, kawand...
karna sabar itu sebentar...
Jika kalian bosan, lelah, letih, atau benci sekalipun hingga ingin meninggalkan urusan da'wah ini... tolong, bersabarlah, karna semua yang kalian rasakan itu sungguh hanya sebentar. 
Allah subhanahu wa ta'ala menyuruh kita untuk menjalaninya... Yah, menjalani kesabaran itu. Dia (Allah) berfirman:


"Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas." (TQS. Al-Kahfi [18] ayat 28)


Sejatinya, di mana kita saat kesabaran itu mesti kita emban? Yah... di dunia. Hanya di dunia, kawand... tidak akan ada lagi di hari akhir nanti. Ketika Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:


"Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi hari." (TQS. An-Naazi'aat [79] ayat 46)


Maka hakikatnya bersabar itu sebentar, kawand...
dan buah kesabaran itu sungguh manis tak tertandingi dengan keni'matan apapun di dunia ini, karna balasannya adalah surga. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:


"Mereka itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam surga) karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya," (TQS. Al-Furqaan [25] ayat 75)

Luar biasa untuk kalian, yang masih "di sini" untuk menyusuri jalanan terjal berduri... dengan kesabaran.
Luar biasa untuk kalian, yang tidak pergi dari "sini" demi mengejar kilauan dunia...
dan Luar biasa untuk sahabatku yang tlah dipanggilNYA. "Allahummaghfirlaha warhamha wa'aafihi wa'fu 'anha"  

***

backsound:

-Saujana, Suci Sekeping Hati-

sekeping hati di bawa berlari
jauh melalui jalanan sepi
jalan kebenaran indah terbentang
di depan matamu para pejuang

tapi jalan kebenaran
tak akan selamanya sunyi
ada ujian yang datang melanda
ada perangkap menunggu mangsa

akan kuatkah kaki yang melangkah
bila disapa duri yang menanti
akan kaburkan mata yang meratap
pada debu yang pasti kan hinggap

mengharap senang dalam berjuang
bagai merindu rembulan di tengah siang
jalannya tak seindah sentuhan mata
pangkalnya jauh hujungnya belum tiba


[hikari]


Sabtu, 28 April 2012

kata AI hari ini (7)


Seorang ulama besar, Hatim al-Asham, ditanya seseorang,
"Wahai Hatim, atas dasar apa engkau membangun tawakkalmu kepada Allah?"
Ia menjawab,
"Aku membangun tawakkalku kepada Allah di atas empat perkara:
Pertama, karna aku tahu bahwa rezekiku tidak mungkin dimakan oleh selainku,
maka jiwaku menjadi tenteram.
Kedua, aku tahu bahwa pekerjaanku (kewajibanku) tidak mungkin dikerjakan oleh orang lain, 
maka diriku akan selalu sibuk mengerjakannya.
Ketiga, aku tahu bahwa kematian akan datang tanpa sepengetahuanku,
maka aku sellau bersiap diri untuk menjemputnya.
dan Keempat, aku tahu bahwa diriku tidak mungkin lepas 
dari pandangan Allah di manapun berada,
maka aku selalu malu kepadaNYA."


[aozora]