Selasa, 28 Agustus 2012

always... move on!



Pagi-pagi udah dapat SMS dari seorang muridku :)


Saat dunia memberi 1000 alasan untuk menangis,
tunjukkan bahwa kita punya 1001 alasan untuk tersenyum.

Saat dunia memberi 1000 alasan untuk mengeluh,
tunjukkanlah bahwa kita punya 1001 alasan untuk bersyukur.

Saat dunia memberi 1000 alasan untuk menyerah,
tunjukkanlah 1001 alasan janji Allah bahwa kita akan berhasil.

Sahabatku, jangan berkata,
"Allah... aku punya masalah yang besar..."
tapi katakanlah,
"Hey masalah, aku punya Allah Yang Maha Besar!"

Meski berat, tapi yakin dan percayalah
bahwa Allah beserta kita dalam keadaan sesulit apapun ;)


[hikari]

doa mamah untukku


Suatu pagi mamah pernah berdoa untukku :)

Doa yang indah hanya untuk anakku yang tersayang,
Ya Allah... dia ini adalah anak yang sholihah,
yang cantik, kuat, dan sabar...
sayangilah dia,
tolong tingkatkan kehidupannya,
mudahkan rezekinya dan da'wahnya,
sehatkan badannya...
Jika dia sedang melangkah,
mudahkan langkahnya dan selamatkanlah dia...
aamiin...


***
tepat dua bulan lalu, 29 Juni 2012 :)
hmm... hati siapa yang tak berbunga-bunga dapat SMS seperti itu dari orang yang disayang...
ya Allah... muliakanlah mamah di hadapanMU...
kabulkanlah semua doa-doanya...
dan masukkanlah kami ke surgaMU...
aamiin...


[hikari]


Minggu, 26 Agustus 2012

kata AI hari ini (8)



Jibril datang kepada nabi sholallohu 'alaihi wasallam dan berkata:

"Sampaikanlah salam dari Allah dan dariku untuk Khadijah,
berilah kabar gembira untuknya
dengan sebuah rumah di surga
yang terbuat dari emas permata,
tiada kegaduhan di dalamnya dan tiada pula rasa letih."

(HR Al-Bukhori)



Semoga Allah memuliakanmu, sahabatku,
seperti halnya Allah memuliakan ibunda siti Khodijah :)


[aozora]


Sabtu, 25 Agustus 2012

Kutulis Rasa Kagumku Tentangmu




apa yang kau pikir ketika melihat sosok gunung yang menjulang tinggi?
"saksikanlah, insya Allah aku akan berada di puncaknya" jawabmu

salut tentangmu,
wahai seseorang yang tak pernah menganggap gunung itu terlalu tinggi untuk didaki

kataku, kau adalah sang inspirasi
inspirasi cemerlang tuk warnai hidup penuh keimanan...

kataku, kau adalah ksatria
ksatria penakluk imperium ketidakberdayaan...

kataku, kau adalah berani
berani yang menjaga islam dengan penuh amanah...
berani yang luruskan kemungkaran ...

kataku, kau adalah pelantang
ia yang tak pernah lelah tuk pekikkan kebenaran...
ia yang poroskan hidupnya tuk serukan keagungan diinNYA...

kataku, kau adalah prinsip
prinsip yang tak goyah tuk tegakkan panjiNYA...

kataku, kau adalah tegar
tegar yang kuat tuk hadapi cobaan...
tegar yang tak pernah teteskan air matanya tuk keluhan...

kataku, kau adalah memori
memori yang menjaga kemurnian risalah utusanNYA...

kataku, kau adalah cita-cita
cita-cita tuk utopia yang kan segera nyata...
meretas jalan menuju kehidupan mulia...

itulah kau, wahai sang pengemban da'wah...
inspirasiku
ksatriaku
beraniku
prinsipku
tegarku
memoriku
cita-citaku
dan
temanku

teman yang telah memilihNYA...
teman yang berpeluh untuk sebuah perjuangan...
teman yang karenaNYA aku mengagumimu 

***

Buka-buka file, bertemu dengan tulisan-tulisan masa silam... yang penuh dengan letupan-letupan bara yang siap membakar sekitarnya.

Tulisan ini (13 November 2009), mengingatkan tiga bulan sebelumnya, terikat diri ini pada sebuah 'azzam padaNYA tuk jadi penjaga Islam yang terpercaya. Hal yang besar bagi seorang diri yang kecil ini. Sebuah pilihan yang tidak mudah tentunya... untuk sebuah pertanggungjawaban berat yang ingin sekali dihindari. Namun, nanar tatapanmu, teman, sungguh buatku kuat untuk mengambil urusan ini.

Terima kasih, kau hadir untuk menganggapku "teman", dan meski hadirmu hanya untuk sekedar mengatakan, "kau bisa".
Yah... terima kasih, dalam kesederhanaan sikap itu buat ku belajar tuk hargai setiap detik yang berlalu dalam hidup kita, agar menjadi hambaNYA yang lebih baik, dan berani menyinari sekitarnya... seperti mentari.
Terima kasih juga, tlah mengajariku tuk menjadi "pemberontak", membangunkan singa yang tertidur dalam diri yang ciut ini. Pernah juga kita bersama pelihara singa-singa itu.

Semoga kebaikan melimpah atasmu, teman.

***

Lihat diri kita sekarang.
Hhh... sudah berbeda adanya dari tiga tahun  yang lalu atau lima tahun yang lalu. Kau tampak sangat kalem dengan pakaian formal itu. Meski masih terlihat taring-taring kecilnya dari senyumanmu. Mungkin sama halnya denganku. Yah... karna kita seorang Guru. Tidak bebas lagi "mengacau" dan "mengicau" untuk hal yang tidak kita sukai karna tidak sesuai dengan ideologi kita. Kini, kita terikat status. Benci

Namun, jika dicermati... Allah tlah jadikan track yang indah dan menarik untuk kita. Pembelajaran berharga untuk sebuah proses menemukan jati diri. Syukur untuk itu... Syukur yang teramat untuk setiap episode itu... dan status ini tlah "menjinakkan" kita. Bukankah itu bagus, teman? :) dan semoga tidak melunturkan idealisme yang selama ini tlah terbangun pada dasar pemikiran kita.

Yupz. Slamat bertugas!
Semoga hadirmu senantiasa bisa menginspirasi anak-anak didik, (terutama) anak-anak dan keluargamu kelak, dan umat tentunya. Sebuah inspirasi yang tak pernah redup sinarnya. ;)






[hikari]

Sabtu, 11 Agustus 2012

surat kecil untukmu, kawand



Dear, sahabatku...
yang kucintai karna Allah :)
Bagaimana kabarmu? Semoga selalu sehat dan senantiasa berada dalam naungan ridhoNYA...
Bagaimana kabar pagi dan malammu? Semoga setia keimanan itu lekat di dadamu. 

Rasanya lama aku belum menyapamu. Hari-hari yang datang dan pergi pun tanpa ku dengar cerita darimu, tanpa ku lihat lagi senyum renyah di wajahmu.

***

Sahabatku,

pernah tertawa bersama, pernah menangis bersama, itu kita.
pernah merasakan pahit dan manis bersama, itu juga kita.
pernah di "jalan" ini bersama... yah... itu kita.

Sahabatku, ingatkah kau, ada berapa banyak episode petualangan yang tlah kita lalui?
Tempat bermain kita dulu, mulai dari tanah kering berpasir sampai tanah basah berlumpur... mulai dari kolam yang kecil sampai lautan... mulai dari memanjat pohon sampai mendaki pegunungan. Ada setiap hari dengan jalanan yang panjang... kita kayuh sepeda, bercerita bersama, ditemani mentari dan langit biru. Ada shubuh berkabut, ada siang dibanjiri terik matahari, ada sore diminyaki senja kekuningan, juga ada malam yang dihujani gemerlap cahaya jutaan bintang di angkasa.

Teringat suatu hari saat kita jauh... bukan karna jarak kita, namun karna kesalku saat kau memilih lelaki itu sebagai teman baikmu, bukan lagi aku. Saat yang kutakutkan terjadi... aku merasa menjadi orang bodoh yang tidak bisa menyelamatkanmu dari pergaulan keliru itu.
Akhirnya, masa itu pun berlalu... alhamdulillah...

Kurasa makin menyayangimu saat kau pilih tutup sempurna auratmu, pelihara baik kesholihanmu, tumbuh-suburkan ketaatanmu padaNYA.
Hadir juga dalam lembaran hari kita, suatu episode saat kita belajar bersama, membicarakan cita-cita, hingga membesarkan hati untuk siap menjemput tantangan yang ada. Luar biasa.

Sahabatku, suatu saat yang berbahagia pun pernah hadir, saat kita bersama, berpegangan tangan di "jalan" ini. Saling menguatkan langkah, saling menghunjamkan tekad yang kokoh... tentang perjuangan kita untuk masa depan umat ini.

What amazing we are!

Nuansa pendidikan ala militer-nasionalisme yang kita teguk sejak lahir, tak halangi kita tuk menjadi militan demi ad-Diin ini... di usia tumbuh kita. Juga, jejak-jejak ayahanda kita, tak lagi menghantui pilihan hidup kita. Karna kita tlah yakin, apa yang Allah tetapkan dan tuturkan dalam firmanNYA, itulah peta hidup kita...

Episode baru pun dimulai... "Persahabatan karna Allah."



***

sahabatku yang baik, yang kucintai karna Allah... sungguh bingung diri ini bagaimana lagi caraku mengatakannya padamu.

sekarang kau di mana, aku tak tahu...
sekarang hal gundah apa yang tengah bersarang di batinmu,, aku pun tak tahu...

tak ada balasan SMS, tak ada telpon yang diangkat. 
Sahabatku, tolong yakinkan diri ini, bahwa kabar yang kudengar tentangmu yang menghilang... itu salah!

***

Saat kau baca surat kecil ini, ku ingin kau tahu, masih ada lebih dari sejuta rasa sayangku untukmu. Terasa sedih aku saat yang kau rasa kau tengah sendiri. Seolah aku tiada dan tertelan bumi. Mohon maafkan diri ini, belum bisa menjadi sahabat yang bisa selalu ada di sampingmu untuk temanimu hadapi setiap kerumitan permasalahan yang bertamu di kehidupanmu. Tapi percayalah, aku tidak meninggalkanmu. 

Sahabatku, tolong jawab pertanyaan hati ini, mengapa yang kukhawatirkan sekarang... tentang telapak kakimu yang sedang menyusuri tepian jurang? mengapa hal-hal itu yang terbersit di hati kecil ini? Kalau lah itu benar adanya... tolong jangan berlama-lama di sana... kau sudah tahu apa bahayanya... dan izinkanlah kali ini aku hadir untuk menarikmu kembali ke "jalan" ini.

Sungguh, aku mencintaimu karna Allah...






[hikari]