Sabtu, 25 Agustus 2012

Kutulis Rasa Kagumku Tentangmu




apa yang kau pikir ketika melihat sosok gunung yang menjulang tinggi?
"saksikanlah, insya Allah aku akan berada di puncaknya" jawabmu

salut tentangmu,
wahai seseorang yang tak pernah menganggap gunung itu terlalu tinggi untuk didaki

kataku, kau adalah sang inspirasi
inspirasi cemerlang tuk warnai hidup penuh keimanan...

kataku, kau adalah ksatria
ksatria penakluk imperium ketidakberdayaan...

kataku, kau adalah berani
berani yang menjaga islam dengan penuh amanah...
berani yang luruskan kemungkaran ...

kataku, kau adalah pelantang
ia yang tak pernah lelah tuk pekikkan kebenaran...
ia yang poroskan hidupnya tuk serukan keagungan diinNYA...

kataku, kau adalah prinsip
prinsip yang tak goyah tuk tegakkan panjiNYA...

kataku, kau adalah tegar
tegar yang kuat tuk hadapi cobaan...
tegar yang tak pernah teteskan air matanya tuk keluhan...

kataku, kau adalah memori
memori yang menjaga kemurnian risalah utusanNYA...

kataku, kau adalah cita-cita
cita-cita tuk utopia yang kan segera nyata...
meretas jalan menuju kehidupan mulia...

itulah kau, wahai sang pengemban da'wah...
inspirasiku
ksatriaku
beraniku
prinsipku
tegarku
memoriku
cita-citaku
dan
temanku

teman yang telah memilihNYA...
teman yang berpeluh untuk sebuah perjuangan...
teman yang karenaNYA aku mengagumimu 

***

Buka-buka file, bertemu dengan tulisan-tulisan masa silam... yang penuh dengan letupan-letupan bara yang siap membakar sekitarnya.

Tulisan ini (13 November 2009), mengingatkan tiga bulan sebelumnya, terikat diri ini pada sebuah 'azzam padaNYA tuk jadi penjaga Islam yang terpercaya. Hal yang besar bagi seorang diri yang kecil ini. Sebuah pilihan yang tidak mudah tentunya... untuk sebuah pertanggungjawaban berat yang ingin sekali dihindari. Namun, nanar tatapanmu, teman, sungguh buatku kuat untuk mengambil urusan ini.

Terima kasih, kau hadir untuk menganggapku "teman", dan meski hadirmu hanya untuk sekedar mengatakan, "kau bisa".
Yah... terima kasih, dalam kesederhanaan sikap itu buat ku belajar tuk hargai setiap detik yang berlalu dalam hidup kita, agar menjadi hambaNYA yang lebih baik, dan berani menyinari sekitarnya... seperti mentari.
Terima kasih juga, tlah mengajariku tuk menjadi "pemberontak", membangunkan singa yang tertidur dalam diri yang ciut ini. Pernah juga kita bersama pelihara singa-singa itu.

Semoga kebaikan melimpah atasmu, teman.

***

Lihat diri kita sekarang.
Hhh... sudah berbeda adanya dari tiga tahun  yang lalu atau lima tahun yang lalu. Kau tampak sangat kalem dengan pakaian formal itu. Meski masih terlihat taring-taring kecilnya dari senyumanmu. Mungkin sama halnya denganku. Yah... karna kita seorang Guru. Tidak bebas lagi "mengacau" dan "mengicau" untuk hal yang tidak kita sukai karna tidak sesuai dengan ideologi kita. Kini, kita terikat status. Benci

Namun, jika dicermati... Allah tlah jadikan track yang indah dan menarik untuk kita. Pembelajaran berharga untuk sebuah proses menemukan jati diri. Syukur untuk itu... Syukur yang teramat untuk setiap episode itu... dan status ini tlah "menjinakkan" kita. Bukankah itu bagus, teman? :) dan semoga tidak melunturkan idealisme yang selama ini tlah terbangun pada dasar pemikiran kita.

Yupz. Slamat bertugas!
Semoga hadirmu senantiasa bisa menginspirasi anak-anak didik, (terutama) anak-anak dan keluargamu kelak, dan umat tentunya. Sebuah inspirasi yang tak pernah redup sinarnya. ;)






[hikari]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar